BOGOR – Kabupaten dan Kota Bogor, sebagai wilayah yang curah hujannya relatif tinggi, ternyata tidak luput dari ancaman krisis air yang lambat laun akan melanda Indonesia, serta negara lainnya di dunia pada 5 sampai 10 tahun ke depan.
Bahkan, beberapa wilayah lainnya di Jawa Barat sudah mulai merasakan krisis air, diantaranya, Sukabumi, Bekasi, Depok dan terutama Karawang. Prediksi itu hanya salah satu contoh ekstrim, terhadap masalah yang sudah lama diperingatkan oleh para ahli menghadapi kelangkaan atau krisis air.

Wakil Walikota Bogor terpilih, Dedie A Rachim, mengatakan, meskipun mencakup sekitar 70% permukaan bumi, air, terutama air minum, tidaklah seberlimpah seperti yang dipikirkan orang. Hanya 3% saja yang tergolong air segar yang layak dikonsumsi manusia.
Menurut proyeksi yang PBB, pada tahun 2030 nanti kebutuhan akan air tawar dunia akan 40% lebih tinggi dari ketersediaa, namun akibat perubahan iklim, ulah manusia dan pertumbuhan penduduk hal ini menjadi PR besar kita untuk menjaga kelestarian lingkungan dan memastikan ketersediaannya. Potensi sungai Ciliwung sebagai salah satu pemasok air Baku untuk wilayah Bogor dan sekitarnya harus mulai diperhatikan secara lebih serius.
“Salah satu contoh adalah tercemarnya sungai oleh limbah rumah tangga dan industri, seperti sungai Ciliwung yang merupakan sungai kebanggaan Bogor, hari ini sudah sangat tercemar. Untuk itu, mari bersama kita selamatkan untuk kehidupan kita, anak dan cucu kita kedepan, jangan sampai ketersediaan air sebagai sumber kehidupan sulit kita peroleh,” katanya, di Lakeside Bogor Raya, Kota Bogor, Kamis, 2 Agustus 2018.

Untuk merealisasikan upaya penyelematan sungai Ciliwung, dirinya bersama sama dengan Letjen TNI Doni Munardo, mantan Danrem Suryakancana yang saat ini menjabat Sekretaris Jenderal Wantanas, sekaligus penggagas program pemulihan Sungai Citarum mengajak kepada semua stake holder dan khususnya warga Bogor, untuk ikut berperan sebisa mungkin dengan kemampuan masing-masing dengan tujuan yang sama yaitu mengantisipasi krisis air.
“Lima sampai sepuluh tahun ke depan, dunia akan dihadapkan dengan krisis air. Itu masalah kita semua, mari kita mulai bekerjasama dengan kemampuan yang ada untuk menyelamatkannya,” tegasnya mengajak.
Dengan bantuan Doni Munardo, yang sangat peduli terhadap pelestarian lingkungan, Dedie mengajak semua komponen untuk membangun komunikasi dengan perseorangan, lembaga, komunitas dan instansi pemerintahan baik pemerintah daerah atau pemerintah pusat untuk mendukung upaya mewujudkan Ciliwung Bersih.
“Alhamdulillah, semua menyambut baik program ini karena adanya kesadaran akan kebutuhan kita terhadap air bersih saat ini dan dimasa yang akan datang. Semoga apa yang kita perbuat akan sangat bermanfaat untuk rakyat,” pungkas Mantan Direktur PJKAKI KPK itu.
Discussion about this post