MASA tua Maunah dijalani dengan penuh penderitaan. Warga dan para tetangga biasa memanggilnya Nenek. Usianya sudah 82 tahun. Perempuan renta ini harus berjuang untuk sekedar bertahan hidup.
Sejak suaminya wafat, tak ada lagi yang mencari nafkah. Nenek tak lagi berdaya karena faktor usia. Belakangan, kondisi kesehatannya terus menurun. Ia kini sedang sakit dan hanya bisa terbaring lemah di atas kasur kusam.
Saking kesulitan secara ekonomi, untuk makan sehari-hari pun menunggu uluran tangan warga atau tetangganya. Nenek tidak hidup sebatang kara. Dia tinggal serumah bersama dua putranya. Tapi kedua anaknya itu mengalami gangguan kejiwaan.
Nenek Maunah tinggal di rumah peninggalan suaminya di Perumahan Ciomas Permai, Jl. Harmoni I RT. 02. RW. 14, Desa Ciapus, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Rumah Nenek terhitung dekat dengan kediaman Bupati Bogor, Nurhayanti atau berjarak sekitar 2 kilometer.
Melihat kondisi Nenek yang semakin memprihatinkan, sejumlah warga berinisiatif menggalang dana dan bantuan medis untuk nenek dan dua anaknya yang cacat mental.
Seorang ibu warga Ciomas Permai dibantu jurnalis Polbo pada Jum’at malam, 30 Maret 2018, menyebarkan kondisi Nenek melalui media sosial. Informasi tersebut langsung mendapat respon dari dua orang aktivis nasional kelahiran Bogor.
Bahkan, malam itu juga mereka langsung berangkat dari Jakarta menuju Ciomas. Rencananya mau membawa Nenek ke rumah saki agar mendapat penanganan medis.
Namun, perempuan renta yang sedang tergolek sakit itu urung dibawa berobat karena malam telah larut. Selain itu, warga mengkhawatirkan dua anaknya yang mengalami gangguan jiwa mengamuk.
“Bukan tidak boleh mas. Takut anaknya ngamuk kalau ibunya dibawa malam itu juga,” ungkap seorang warga, Sholeh kepada sejumlah wartawan, Sabtu, 31 Maret 2018
Meski mendapat penjelasan itu, para aktivis sosial ini tidak pantang mundur untuk membantu si nenek ke rumah sakit guna mendapat perawatan. Lewat grup jejaring media sosial, mereka menginformasikan kejadian itu kepada relawan lainnya.
Gayung bersambut, relawan dan aktivis baik di Kota dan Kabupaten Bogor bahu membahu membantu si nenek, baik berupa santunan uang atau bantuan tenaga dengan langsung turun ke lokasi.
“Insya Allah kami ikhlas. Karena ini memang tugas kami membantu masyarakat Bogor. Kalau menunggu bantuan pemerintah kelamaan,” kata Atieq Yulis Styowati, Ketua Umum Markas Perjuangan Bogor (MPB) kepada wartawan di Ciomas.
Aktivis lainnya, Rere, mengaku heran karena banyak terjadi ketimpangan sosial di Bogor, yang tidak diprioritaskan penanggulangannya oleh pemerintah daerah . Padahal, rumah Nenek dekat dengan kediaman Bupati Bogor.
“Tolong lah pemerintah harus lebih peka terkait masalah seperti ini,” tegas aktivis kelahiran Leuwiliang itu.
Ibu Yulia, warga yang menyebarkan info mengenai Nenek, mengatakan sejumlah dermawan sudah mengirimkan bantuan dana melalui rekening miliknya untuk membantu meringankan beban nenek 82 tahun itu.
“Alhamdulillah sampai Sabtu siang ada bantuan dana lewat transfer dengan total Rp 1.1 juta. Nenek dan anaknya juga akan dibawa ke rumah sakit,” ungkapnya.
M.A MURTADHO | AS
Discussion about this post