TIDAK akan ada yang mengira apabila perwira berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) ini dulunya seorang tukang koran dan pengantar mpek mpek Palembang. Tapi itulah garis tangan hidup manusia, semua sudah ditentukan.
Namun, jabatan dan pangkat tinggi tidak lantas membuatnya jumawa. Ia tetap rendah hati, memiliki kepekaan sosial tinggi, suka bergaul dengan tukang ojek dan warga biasa, bahkan nongkrong di pasar untuk sekedar menyerap curahan hati para pedagang atau pembeli.
Walau kini menjadi pejabat di lingkungan Polri, Ia mengaku tidak alergi masih bergaul dengan masyarakat kelas bawah. Saat berbaur di pasar atau warung makanan, banyak yang tidak tahu jika pria berbadan tegap ini seorang perwira.
Dia terlahir dari keluarga kelas bawah. Rumah masa kecilnya di pemukiman biasa dekat empang wilayah Grogol, Jakarta Barat. Perwira dengan dua melati di pundak ini tumbuh besar di lingkungan pasar.
Kebaikan dan kerendahan hati perwira polisi ini sempat viral di media sosial. Banyak netizen terkagum-kagum dengan kemuliaan hati abdi negara yang sudah bertugas di berbagai daerah, mulai Sabang sampai Mauroke ini.
Siapakah penjual koran yang kini menjadi perwira polisi ini ? Dia adalah AKBP Rantau Isnur Eka, Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Bogor Kota.
“Alhamdulillah, bersyukur sama Allah karena memberi simpati dan empati tinggi dalam diri gua. Semoga Allah tidak mencabutnya,” kata Rantau kepada pewarta di Mapolres Bogor Kota.
AKBP Rantau mengaku merasa nyaman berteman dengan semua orang dalam situasi informal, termasuk dengan para pewarta. Makanya, saat wawancara dengan wartawan, dia berbicara lepas layaknya antar teman. Tidak rikuh karena pejabat di kepolisian.
“Makanya gua enggak suka yang formal-formal. Misalkan gua dipanggil pak sama elu. Biasa ajalah, mending kita bro bro an deh,” ungkap Wakapolres Bogor Kota seraya tertawa.
Menurut Rantau, memperbanyak silaturahmi dengan siapa saja karena memberi kepuasan batin. Dia ingin dikenal banyak orang sebagai pribadi dirinya, bukan karena menjabat Wakapolres Bogor Kota.
“Gua punya prinsip, apalah pangkat dan jabatan. Gua ingin dikenal karena Rantau-nya, bukan Wakapolres-nya,” imbuhnya.
AKBP Rantau sangat jauh dari sikap sombong. Ketika menyambung silaturahmi, dia tidak menunjukan apalagi menggunakan identitas sebagai anggota kepolisian.
Makna silaturahmi sangat besar bagi Rantau. Baginya, tanpa memperbanyak silaturahmi dengan sesama, maka pangkat dan jabatan tidak berarti apa-apa dihadapan-Nya.
Bagaimana komentar tentang sejumlah video dan foto dirinya yang viral di media sosial ? AKPB Rantau mengaku tidak ingin riya dengan apa yang sudah dilakukannya saat menolong orang lain.
Dalam video dan foto yang viral itu, diantaranya ketika AKBP Rantau sedang mendorong angkutan kota yang mogok, membantu warga mengganti ban, menjaga ibu tua, dan bergaul dengan warga di pasar.
“Bagaimana yah ? Apa yang gua lakukan itu spontanitas saja. Karena ingin menolong mereka yang sedang kesusahan. Mudah-mudahan apa yang gua lakukan bermanfaat bagi orang lain” pungkas dia.
Apa yang dilakukan Wakapolres Bogor Kota, AKBP Rantau Isnur Eka dalam memupuk silaturahmi, tetap rendah hati, gemar menolong, selalu peduli, peka terhadap lingkungan, patut menjadi tauladan bagi anggota kepolisian lainnya, pejabat negara dan masyarakat.
Kerendahan hati perwira polisi ini memberi banyak pelajaran berharga bagi mereka yang memiliki pangkat dan jabatan tinggi.***
ARIE SURBAKTI
Discussion about this post