BOGOR – Ada yang beda dari pelaksanaan Konferensi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bogor tahun 2018. Di luar kebiasaan terdahulu, forum musyawarah tiga tahunan bagi organisasi wartawan tertua ini lebih memilih tempat di lingkungan kampus, yakni di Aula Rektorat Universitas Pakuan Bogor.
“Kami berharap konferensi kali ini lebih bernilai, bukan hanya sekedar seremoni. Namun ada efek edukasi bagi wartawan dan sosialisasi PWI kepada adik-adik mahasiswa, yang nanti menjadi penerus kami. Jadi kenapa konferensi tidak memilih tempat di hotel,” kata Pelaksana Tugas Ketua PWI Kota Bogor, Arihta Utama Surbakti, saat memberikan sambutan pembukaan konferensi, Senin, 25 Juni 2018.
Pria yang biasa dipanggul Arie itu menceritakan alasan konferensi di lingkungan kampus juga sekaligus mengingatkan bahwa dari kampus para wartawan itu memulai langkahnya terjun di dunia jurnalistik. “Kami Pengurus PWI Kota Bogor ingin kembali ke khittah,” ujar jurnalis Tempo yang kini mengelola portal berita www.politikabogor.com ini.
Arie menambahkan, pilihan menggelar konferensi bertema “Menjaga Kebersamaan untuk Meningkatkan Kualitas dan Profesionalisme Insan Pers” di lingkungan kampus sebagai simbol sinergitas antara dunia jurnalistik dengan dunia pendidikan.
“Agar nantinya semua wartawan PWI lebih mengedepankan nilai edukasi, bijak berintelektual dan bisa menyajikan pemberitaan yang sesuai Kode Etik Jurnalistik atau KEJ.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam sambutannya mengatakan, ada tiga hal yang harus mendapat perhatian dari Pengurus PWI Kota Bogor, diantaranya layaknya sebuah organisasi maka harus dilakukan kaderisasi terhadap wartawan-wartawan muda, berbakat dan berintegritas. Itu diperlukan untuk keberlangsungan organisasi PWI ke depan.
Kemudian, menurut Bima, untuk menunjang berlangsungnya roda organisasi, maka sinergitas antara wartawan junior dengan senior harus dilakukan. Wartawan muda memiliki banyak energi dan yang tua mempunyai ilmu yang di dapat dari pengalamannya.
“Dan dengan melaksanakan konferensi di kampus, maka ini menunjukan PWI Kota Bogor sudah kembali kepada khittlahnya. Kampus adalah lingkungan akademis dan para intelektual. Begitu pun wartawan. Untuk itu, ke depan PWI bisa memfasilitasi uji kompetensi sebagai wujud peningkatan kualitas dan profesionalisme wartawan,” kata Bima Arya.
Menurut Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, pembangunan dan kemajuan yang berjalan di Kota Bogor, tidak terlepas dari peranan wartawan dan media. Menurutnya, karya jurnalistik para wartawan adalah hal yang paling penting menjadi referensi, acuan dan penijauan terhadap program-program pemerintah.
“Setiap sudut Kota, apapun itu tidak terlepas dari mata kamera dan pena wartawan, terutama dalam pengawasan program dalam pembangunan Kota. Saya berharap pemerintah dan PWI selalu bersinergi untuk sama-sama membangun dan memajukan Kota Bogor,” pungkasnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Pakuan, Bibin Rubini menceritakan keberadaan wartawan sangat penting dalam kehidupan dan kemajuan kampus. Banyak kesemaan antara wartawan dengan dosen atau guru. Untuk itu, Bibin berharap dengan wadah PWI Kota Bogor wartawan harus semakin maju berkembang dan profesional, sama-sama mengedukasi masyarakat dalam setiap pemberitaannya.
“Wartawan ini memiliki peran sangat penting. Saya anggap, para wartawan itu profesinya setara dengan dosen atau guru, yang dapat memberi pembelajaran dan fehaman kepada masyarakat lewat media. Semoga para wartawan semakin maju dan berkembang sesuai dengan perkembangan jaman,” ujarnya, saat memberikan sambutan, selaku tuan rumah terselenggaranya Konfercab PWI Kota Bogor 2018.
M.A MURTADHO | AS
Discussion about this post