PEMILIK Rumah Makan Ayam Bakar Pak Atok pernah merasakan pahitnya perjalanan hidup. Kala itu usaha jasa transportasi PO. Tosari Express milik H. Muhammad Suharto atau akrab disapa Abah Haji Atok, jatuh bangkrut.
Abah Atok yang lagi kesusahan pulang rumahnya di Cimande, Caringin, Kabupaten Bogor. Istri dan anak-anaknya memberikan dukungan agar Abah Atok tidak putus asa.. Keluarga ini percaya dengan janji Allah SWT, seperti dalam ayat surat Al-Insyirah, yakni Inna ma’al ‘usri yusra,” yang artinya “setelah kesusahan akan ada kemudahan”.
Abah Atok mulai merintis usaha baru, yaitu jualan ayam kampung bakar. Bermodal uang yang tersisa, Abah Atok hanya mampu menyewa lapak kaki lima mengawali usahanya.
“Jualan pertama ayamnya cuma tiga ekor. Itu juga enggak laku. Alasan Abah kenapa jualan makanan, supaya bisa ikut numpang makan, ” ucap Abah Atok didampingi putra tertuanya H. Ari Munandar. Abah mengenang perjalanan usahanya seraya tersenyum.
Ketekunan dan cita rasa khas ayam bakar Pak Atok disukai konsumennya. Perlahan usaha ini mulai berkembang. Dari warung kaki lima, mengontrak kios lebih besar, yang tak jauh dari rumahnya.
Cobaan datang, saat pelanggan semakin banyak, kontrakan kios habis dan pemiliknya tidak mau diperpanjang. “Yah mau enggak mau pindah lokasi rumah makannya, ” Abah Atok menceritakan, “Jadi beberapa kali pindah lokasi.”
Hingga akhirnya, Abah Atok membangun rumah makan di Bakom, Ciawi (seberang masjid biru). RM Ayam Bakar Pak Atok sempat ambruk di medio tahun 2000. Sentuhan dingin dan terobosan manajemen salah seorang putranya, bisnis RM Ayam Bakar Pak Atok bangkit kembali.
Bahkan, terus membuka cabang di sejumlahlah tempat. Pelanggannya pun terus bertambah. Mantan Presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri menjadi pelanggan setia RM Ayam Bakar Pak Atok sampai saat ini.
“Ibu (Megawati) ternyata suka ayam bakar Abah. Sebutan Rajanya Ayam Bakar juga dari ibu, ” ungkap H. Ari Munandar menambahkan.
Kini, menginjak usia 32 tahun RM Ayam Bakar Pak Atok sudah memiliki 8 cabang dengan 300 karyawan. Setiap bulan tidak kurang 15 ribu ekor ayam dipotong.
Pengolaan RM Ayam Bakar Pak Atok banyak perubahan setelah anak dan keluarga Abah Atok dilibatkan. Logo khas RM Ayam Bakar Abah Atok yang dominan warna kuning, berubah menjadi nuansa putih.
“Supaya lebih segar di tahun baru. Karena kita jangan takut perubahan kalau untuk lebih baik,” ujar Mas Ari.
Namun, soal cita rasa dan mutu, H. Ari berani menjamin tetap terjaga. Walau memang, varian menu makanan di rumah makan ini bertambah. Tidak hanya ayam Bakar kampung, tapi ada gurame, sop buntut, karedok, tumis tauge dan lainnya.
“Kami sangat menjaga cita rasa. Walau sekarang Abah lebih banyak di rumah dan menyerahkan urusan pengelolaan rumah makan sama anak-anaknya. Abah sudah lanjut dan ingin banyak ibadah, ” ungkap H. Ari.
Lalu apa rahasia RM Ayam Bakar Pak Atok bisa konsisten menjaga citarasa masakannya ? H. Ari mengatakan, kualitas bahan baku sangat dijaga. Ayam dipotong malam harinya, sehingga masih segar. Racikan bumbu dan resep masakan sangat kami kontrol. “Dan yang paling penting diawali dengan doa kepada Allah SWT, ” pungkasnya.
Lokasi RM Ayam Bakar Pak Atok :
1. Jalan Raya Bakom, Ciawi,
2. Cabang Cicurug, Sukabumi,
3. Jl. Alternatif Sentul, Bogor,
4. Jl Sehat, Komplek Pemkab Bogor, Cibinong,
5. Jl. Cikeas, Cibubur,
6. Jl. Bintaro,
7. Tanggerang, Banten
8. Bambu Apus, Jakarta.
9. Jl. Soleh Iskandar, Bogor,
ARIE SURBAKTI