Cibinong – Banjir bandang yang terjadi di Kawasan Gunung Mas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, pada Selasa (19/1) lalu, kini dinilai sudah mulai kondusif, sehingga para korban yang mengungsi sudah dapat kembali ke rumahnya masing-masing, dari lokasi penampungan.
Demikian hal tersebut disampaikan Bupati Bogor, Ade Yasin. “Alhamdulillah, hingga hari ketiga setelah banjir bandang lalu, kondisi kawasan Gunung Mas, semakin terkendali dan kondusif. Lokasi juga sudah bersih dan logistik sudah cukup tersedia. Jadi ada beberapa lokasi yang sudah dapat dihuni kembali. Mulai besok masyarakat bisa kembali ke rumahnya masing-masing,” jelas Ade Yasin, Jumat (22/1).
Sementara itu, bagi pengungsi yang tempat tinggalnya mengalami kerusakan akibat banjir bandang dan belum diperbaiki dihimbau untuk tetap bersabar tinggal di tempat pengungsian yang disediakan oleh pengelola Agro Wisata Gunung Mas.
“Pada prinsipnya, semua sudah baik, aman, dan kondusif. Kan yang rusak cuma sedikit. Saya juga berterima kasih kepada relawan yang sudah membantu dan semua juga sudah cukup ditangani oleh perusahaan,” lanjut Ade Yasin
Sebelumnya, Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, bahwa kawasan hulu pada daerah penyangga ibu kota akan terus ditata, guna menjaga kemungkinan terjadinya bencana lainnya disana.
Penataan kawasan hulu menjadi titik sentral pada sejumlah peristiwa, terutama saat musim hujan tiba seperti longsor dan banjir bandang, seperti yang terakhir terjadi pada Selasa (19/1) pagi di kawasan hulu Sungai Ciliwung, di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor,.
“Sebagai wilayah penyangga dari ibukota DKI, memang sudah ada rencana strategis untuk membenahi Daerah Aliran Sungai (DAS) nya. Hal tersebut, guna meminimalisir terjadinya bencana, yang tidak bisa diduga sebelumnya,” kata Muhadjir Effendy, saat mengunjungi lokasi banjir bandang di kawasan Agro Wisata Gunung Mas, Cisarua, Kabupaten Bogor, pada Rabu (20/1) lalu.
Menurut Muhadjir, bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia pada awal 2021 ini lebih disebabkan cuaca ekstrem sebagai dampak dari badai La Nina, hingga membuat iklim di luar kondisi normal.
“Dari segi lingkungan, kawasan Puncak ini masih disimpulkan terawat dengan baik. Kebetulan banjir bandang ini saya lihat terutama karena curah hujan yang luar biasa besar dan terjadinya terus menerus. Saya juga meminta agar disitu ditanam pohon dan vetiver di titik-titik yang memiliki kemiringan curam,” kata Muhajir.
Tim PolBo / Jacky.W