Sleman – Sejak siang hingga petang, Selasa 26 Janurai 2021, sekitar pukul 16.18 WIB Gunung Merapi, kembali erupsi dengan mengeluarkan dua kali guguran awan panas. Dalam catatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) awan panas Merapi sore tadi terjadi dengan amplitudo 40 milimeter dan durasi 133 detik.
“Awan panas guguran nya dengan amplitudo 40 milimeter, durasi 133 detik. Estimasi jarak 1.200 meter, tinggi kolom tak teramati karena berkabut, mendung dan hujan. Arah luncuran ke barat daya,” kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida kepada wartawan.
Hanik menjelaskan awan panas kedua terjadi pada pukul 18.27 WIB dengan durasi 135 detik. “Estimasi jarak untuk awan panas kedua 1,3 kilometer ke arah barat daya,” tuturnya.
Dijelaskan Hanik, berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi sejak pukul 12.00 siang hingga 18.00 WIB petang hari ini, berdasarkan pantauan gempa gugurannya terjadi sebanyak 33 kali, dengan hembusan 2 kali, dan fase sebanyak 8 kali.
Hingga saat ini status Gunung Merapi di tingkat Siaga (Level III). Potensi bahayanya, saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
“Masyarakat diharapkan tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, dan harus mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi,” pintanya.
BPPTKG juga merekomendasikan agar penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi, dalam kawasan rawan bencana (KRB) III untuk segera dihentikan. Sementara para wisatawan baik lokal maupun internasional, direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya, karena bukaan kawah, diperkirakan akan mengalir sejauh 5 kilometer dari puncak Merapi.
Tim PolBo – Jacky. W